Tol Lampung Bikin Omzet Turun 100 Persen, Risma Purba: 2 Minggu Ini Tak Ada Uang Masuk
Pedagang makanan dan pernak-pernik mengaku turun omzet karena tol dioperasikan. | Andi Apriyadi
BANDARpost, Bandar Lampung – Para pedagang makanan ringan dan pernak-pernik di Jalan Soekarno Hatta, Panjang, Bandar Lampung, meminta pemerintah daerah mempunyai solusi agar mereka terus berdagang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Risma Purba (31), pedagang, berharap masih bisa berjualan di pinggir jalan ini atau dipindahkan ke tempat lain. Yang terpenting baginya cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarganya.
“Saya berharap bisa terus berjualan di sini. Maka itu, pemerintah membantu atau mencari solusinya seperti pindah dagang,” ujarnya saat ditemui dilokasi, Jumat, (22/3/2019).
Risma menjelaskan, sejak jalan tol diresmikan, usahanya mengalami penurunan secara drastis mencapai 100 persen.
Sehingga dirinya bersama suami bingung mencari penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“100 persen sepi total, semenjak jalan tol buka, sebelum ada tol sehari pendataan berjualan Rp200 hingga Rp500 ribu, apalagi hari Minggu atau libur bisa Rp1 juta dapatnya,” paparnya.
Meski begitu, lanjut Risma, ia masih tetap berjualan dan bergantung pada suaminya yang bekerja sebagai sopir angkutan umum.
“Barang dagangan ini punya orang, saya cuma ambil untung beberapa ribu saja, kalau sepi kaya gini saya berharap dari suami untuk sehari-hari,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Hesti Sanipar (41) pedagang lainnya. Ia mengaku tidak ada pemasukan lagi selain dari hasil penjualan makanan dan pernak-pernik yang dijajakannya.
“Sudah nggak ada pemasukan lagi, karena jalan tol itulah yang buat sepi, biasanya ramai tapi sekarang banyak lewat jalan tol semua,” urainya.
Hesti juga berharap pemerintah memperhatikan para pedagang yang ada di pinggir jalan ini. Sebab penghasilan mereka dari barang dagangan tersebut.
“Harapan saya pemerintah memperhatikan kita yang dagang di pinggir jalan. Ini sudah dua minggu tak ada uang masuk sama sekali. Bahkan ada sebagian warung memilih tutup karena enggak laku lagi,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]
Sumber: Jejamo
Pedagang makanan dan pernak-pernik mengaku turun omzet karena tol dioperasikan. | Andi Apriyadi
BANDARpost, Bandar Lampung – Para pedagang makanan ringan dan pernak-pernik di Jalan Soekarno Hatta, Panjang, Bandar Lampung, meminta pemerintah daerah mempunyai solusi agar mereka terus berdagang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Risma Purba (31), pedagang, berharap masih bisa berjualan di pinggir jalan ini atau dipindahkan ke tempat lain. Yang terpenting baginya cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarganya.
“Saya berharap bisa terus berjualan di sini. Maka itu, pemerintah membantu atau mencari solusinya seperti pindah dagang,” ujarnya saat ditemui dilokasi, Jumat, (22/3/2019).
Risma menjelaskan, sejak jalan tol diresmikan, usahanya mengalami penurunan secara drastis mencapai 100 persen.
Sehingga dirinya bersama suami bingung mencari penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“100 persen sepi total, semenjak jalan tol buka, sebelum ada tol sehari pendataan berjualan Rp200 hingga Rp500 ribu, apalagi hari Minggu atau libur bisa Rp1 juta dapatnya,” paparnya.
Meski begitu, lanjut Risma, ia masih tetap berjualan dan bergantung pada suaminya yang bekerja sebagai sopir angkutan umum.
“Barang dagangan ini punya orang, saya cuma ambil untung beberapa ribu saja, kalau sepi kaya gini saya berharap dari suami untuk sehari-hari,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Hesti Sanipar (41) pedagang lainnya. Ia mengaku tidak ada pemasukan lagi selain dari hasil penjualan makanan dan pernak-pernik yang dijajakannya.
“Sudah nggak ada pemasukan lagi, karena jalan tol itulah yang buat sepi, biasanya ramai tapi sekarang banyak lewat jalan tol semua,” urainya.
Hesti juga berharap pemerintah memperhatikan para pedagang yang ada di pinggir jalan ini. Sebab penghasilan mereka dari barang dagangan tersebut.
“Harapan saya pemerintah memperhatikan kita yang dagang di pinggir jalan. Ini sudah dua minggu tak ada uang masuk sama sekali. Bahkan ada sebagian warung memilih tutup karena enggak laku lagi,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]
Sumber: Jejamo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar