Survei Charta Politika: Pegawai Negeri Condong Ke Prabowo, Ini Alasannya?
10Berita Sebenarnya hanyalah kebetulan semata, bersamaan dengan hebohnya pernyataan Menkominfo Rudiantara “Yang Gaji Kamu Siapa”, hasil survei teranyar lembaga sigi Charta Politika pun, ternyata menunjukkan bahwa suara Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Perangkat Desa mayoritas lebih condong mendukung calon presiden Prabowo Subianto. Apa alasannya?
Seperti yang dilansir tempo dotco (1/2/2019), hal tersebut dikarenakan visi Prabowo yang praktis ternyata lebih disukai ASN ketimbang visi inkumben pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Temuan survei Charta Politika tersebut dilakukan pada periode 22 Desember 2018 - 2 Januari 2019. Hasilnya menunjukkan bahwa angka pendukung Jokowi di kalangan ASN sebesar 40,4 persen. Angka itu lebih kecil dari ASN yang mendukung Prabowo - Sandiaga yaitu 44,4 persen.
Temuan yang serupa juga terjadi pada survey di kalangan pegawai desa/kelurahan. Perbedaannya lebih tajam lagi, pemilih Jokowi - Ma'ruf hanya sebesar 30,8 persen sedangkan Prabowo - Sandi dipilih oleh 53,8 persen.
Kenapa hal ini terjadi? Menurut spekulasi Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, angka ini bagi Jokowi sudah naik ketimbang Pilpres 2014 lalu.
“Pertama harus diketahui dari 2014, ASN cenderung kalau disuruh milih Prabowo - Hatta. Bahkan angkanya jauh lebih besar dulu. Artinya sekarang ada kenaikkan pilihan dari ASN kepada Jokowi,” kata Yunarto.
Alasan keberpihakan ASN kepada Prabowo sejak 2014 adalah karena alasan pragmatis. Menurutnya, visi yang ditawarkan Prabowo bagi ASN lebih menarik yakni kenaikan gaji. Sedang Jokowi, kata dia, lebih menekankan pada digitalisasi sistem, seperti e-budgeting dan e-procurement, dan sistem lelang jabatan yang memungkinkan karier ASN lebih dinamis.
Hal tersebut terulang pada debat pertama pilpres 2019 kemarin. Prabowo secara tegas mengatakan akan meningkatkan gaji ASN, sebaliknya Jokowi menyebut gaji sudah cukup dan remunerasi sudah baik.
“Dalam konteks itu tentu saja secara pragmatis apa yang ditawarkan oleh Prabowo lebih menarik terkait kenaikan gaji dan perbaikan sistem,” analisa Yunarto.
Diluar alas an di atas, menurut Yunarto masih ada faktor yang lain, yaitu ASN yang cenderung konvensional dan sulit menerima gagasan Jokowi terkait e-procurement dan lelang jabatan. Menurutnya para ASN konvensional ada yang belum mau beradaptasi dengan sistem baru itu, dan dianggap mengganggu.
Nah sekarang kita tahu kenapa lebih banyakASN yang condong ke Prabowo. Jadi janganlah kita tanya “Yang gaji kamu siapa?”. Kita semua tahu rakyatlah yang menggaji mereka. Masalah keberpihakan alas an di ataslah penyebabnya.
Sumber : UC News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar