Kotak Suara dari Kardus Mendadak Ramai, Tengku Zulkarnain: Sejarah Catat Ini sampai Dunia Kiamat!
Petugas mempersiapkan kotak suara saat simulasi Rekapitulasi Suara Pemilu 2019 Tingkat Kecamatan di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/10/2018). Komisi Pemilihan Umum menggelar simulasi proses rekapitulasi penghitungan suara sistem paralel di tingkat kecamatan sebagai tindak lanjut dari adanya perubahan tahapan penyelenggaraan Pemilu 2019.| ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
BANDARpost Mendadak, kotak suara berbahan dasar kardus ramai dibicarakan. Padahal, Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman sudah menyatakan kotak suara berbahan dasar kardus cukup kuat dan kedap air sehingga tidak perlu diragukan lagi.
Melalui akun Twitter, beberapa jam yang lalu, politikus Partai Demokrat Andi Arief menilai hal tersebut berpotensi membuat potensi keributan baru.
"KPU membuat potensi keributan baru yang bernama kardus," kata Andi Arief melalui akun Twitter @AndiArief__
Pemerhati politik Ustaz Tengku Zulkarnainmengkriti keras penggunaan kotak suara berbahan dasar kardus. Menurut dia, ini akan menjadi sejarah.
"Kepada @DPR_RI dan @KPU_ID dan @jokowi kami mau bertanya. Apakah kalian semua tidak malu, memakai kotak suara pemilu dari kardus? Masak lebih bagus kotak kerupuk di Warteg dari kotak suara pemilu? Sejarah akan mencatat ini sampai dunia kiamat...! Mohon Dijawab..." kata @ustadtengkuzul.
Dalam tweet yang lain yang tentu saja isinya kritik, Tengku Zulkarnain usul agar penjara, pagar Istana, kursi tamu, kendaraan Presiden juga diganti bahan dasarnya ke bahan yang lebih murah.
"Saya usulkan kepada penguasa demi efisiensi jangan hanya kotak pemilu pakai kardus. Penjara diganti jerajak bambu, ekslusif, murah. Pagarnya juga bambu. Pagar Istana Presiden bambu. Kursi tamunya juga bambu. Kendaraan Presiden delman. Patwal pakai sepeda. Ferry diganti rakit. Sekalian!" kata dia.
"Saya usulkan kepada penguasa demi efisiensi jangan hanya kotak pemilu pakai kardus. Penjara diganti jerajak bambu, ekslusif, murah. Pagarnya juga bambu. Pagar Istana Presiden bambu. Kursi tamunya juga bambu. Kendaraan Presiden delman. Patwal pakai sepeda. Ferry diganti rakit. Sekalian!" kata dia.
Tengku Zulkarnain tak dapat membendung kekecewaannya terhadap penguasa.
"Biasanya gembok-gembok dikardusi. Tapi kali ini akan ada kardus-kardus isi suara hasil pemilu yang digemboki... Oh bapak, oh ibu..., sampai juga anakmu hidup di zaman gila Ini... A'udzubillah...!" kata dia.
Menurut laporan Kompas yang dikutip AKURAT.CO, Arief Budiman mengatakan kotak suara berbahan dasar karton sudah dipakai dalam tiga kali pemilu. "Penggunaan kotak suara berbahan karton kedap air sudah digunakan sejak pilkada 2015. Jadi sudah 3 kali pemilu, 2015, 2017, 2018, kita sudah pakai itu," kata Arief di Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/12/2018).
Arief Budiman menekankan KPU sudah melakukan survei ke tempat pembuatan kotak suara dan melakukan pengujian beban. Laporan Kompas yang dikutip AKURAT.CO menyebutkan uji beban dilakukan dengan cara menduduki kotak suara tersebut dengan berat kurang lebih 100 kilogram. KPU juga menjamin kotak suara tersebut kedap air. Namun, kekuatan kedap air itu berada dalam batas-batas tertentu. []
Sumber : Akurat.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar