Ini 3 Alasan Kekuatan Prabowo Semakin Bertambah pada Pilpres 2019, Jokowi Harus Waspada!

Ini 3 Alasan Kekuatan Prabowo Semakin Bertambah pada Pilpres 2019, Jokowi Harus Waspada!

Kolase Jokowi dan Prabowo Subianto (foto: Tribunnews.com)

BANDARpost, Banyak keraguan yang datang dari partai maupun pendukung Prabowo soal peluang kemenangannya pada pilpres 2019 mendatang. Lantaran, mantan danjen kopassus tersebut telah dua kali mengikuti kontestasi pilpres. Sehingga keputusannya untuk maju yang ketiga kalinya dalam pilpres, membuat keuangan atau logistik miliknya berkurang banyak.

Ditambah lagi kekuatan koalisi parpol yang dimilikinya, masih kalah jauh dengan partai koalisi sang petahana yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai penantangnya pada pilpres 2019 mendatang.

SBY bersama Prabowo Subianto (foto: kompas.com)

Namun, Prabowo sekarang sudah sedikit tenang, karena dengan bergabungnya Partai Demokrat seperti dilansir Kumparan.com (30/07/2018) membuat kekuatan politik Prabowo semakin mantap untuk bertarung di pilpres 2019 mendatang, tiga alasannya adalah

Pertama, aturan presidential threshold (ambang batas mencalonkan presiden) yang mewajibkan pasangan capres-cawapres harus didukung koalisi partai dengan minimal 120 kursi di DPR RI, kini sudah tidak lagi menjadi rintangan bagi Prabowo. Mengingat, PAN dan PKS sampai saat ini belum resmi mendukung Prabowo karena permintaan atau syarat koalisi dari mereka yang sulit dikabulkan Prabowo.

Kedua, dengan bergabungnya Partai Demokrat telah menghapus perkara logistik yang selama ini ramai digosipkan menjadi kelemahan dari Prabowo. Mengingat, Partai Demokrat yang absen pada pilpres 2014 tidak punya masalah untuk urusan keuangan atau logistik.

Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Susilo Bambang Yudhoyono saat berpangkat Kolonel (foto: menit.co.id)

Dan ketiga, kehadiran Partai Demokrat tidak hanya memperkuat suara Prabowo, tapi juga disaat yang sama telah menghilangkan potential threat (potensi ancaman) apabila Partai Demokrat berada di koalisi Jokowi.

Dengan demikian, bergabungnya kedua Jenderal tersebut bisa menjadi ancaman buat Jokowi pada pilpres 2019 mendatang.

Sumber :UC News