Pengamat: Sudrajat-Syaikhu Didesain untuk Menang
BANDARpost, BANDUNG - Pengamat politik asal Universitas Parahyangan (Unpar) Asep Warlan menilai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur (cagub-cawagub) Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) sudah didesain untuk menang. Karena itu, dia membantah persepsi yang mengatakan pasangan ini sebagai kuda hitam di Pilgub Jabar.
Asep memuji gerakan pasangan Asyik dengan nomor urut 3 itu untuk meraih kemenangan di Jabar. Menurut dia, tim pemenangan memformulasi sejumlah strategi yang berbeda dibanding kandidat lain. Terbukti dengan kerja cerdas tim yang dikombinasi kerja kader, kerja partai, dan kerja figur mengerek elektabilitas Sudrajat-Syaikhu.
"Nomor 1 itu bekerja dengan figur dan kreativitas. Untuk nomor 2, pola kerjanya terlalu standar, saya bukan underistimated ya. Kalau nomor 4 bekerja dengan figur saja. Nah, kalau nomor 3 itu kombinasi seluruhnya yakni kerja partai, kader, dan figur. Itu sangat efektif," ujarnya.
Salah persepsi bagi kandidat lain yang menilai pasangan Asyik sebagai calon kuda hitam. Menurutnya, pasangan di Pilgub Jabar itu justru mampu memecah konsentrasi tim pemenangan calon lain.
"Pasangan ini bukan kuda hitam. Karena kuda hitam itu diberikan untuk orang yang memang tidak diperhitungkan. Tapi, pasangan Asyik ini memang kuat karena dari beberapa diskusi di masyarakat mereka memang diperhitungkan. Gerindra-PKS sudah mendesain pasangan ini untuk menang," katanya.
Di lain sisi, Asep menyatakan, pasangan Asyik punya amunisi baru. Amunisi tersebut adalah gerakan Ganti Presiden 2019. Gerakan ini dinilai tidak hanya menyasar kemenangan untuk Pilpres 2019, namun dapat digunakan untuk mendongkrak suara kandidat di Pilkada 2018.
Asep Warlan menilai gerakan Ganti Presiden 2019 menjadi amunisi baru bagi para peserta pilkada khususnya pasangan calon (paslon) yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Di Jawa Barat, koalisi Gerindra-PKS mengusung pasangan Asyik.
Asep menilai Sudrajat-Ahmad Syaikhu akan diuntungkan dengan tagar tersebut.
Dia mengatakan, gerakan Ganti Presiden 2019 sejalan dengan majunya Ketua Umum (Ketum) Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019.
Dia meyakini, kekuatan politik Gerindra dan PKS akan mengkapitalisasi isu ganti presiden sebagai proyeksi kemenangan di Jabar menuju Pilpres 2019.
"Mungkin akan dimanfaatkan. Walaupun, saya belum memiliki bukti sejauh mana pengaruhnya. Tapi, mereka akan bekerja keras untuk menang sehingga dapat memproyeksikan di 2019 nanti. Karena itu, mereka akan bekerja maskimal untuk memenangkan Pilgub Jabar," ujar Asep di Bandung, Senin (30/4/2018).
Sementara itu, kemenangan politik di Jabar menjadi modal parpol untuk Pilpres 2019. Apalagi, kata dia, kedua partai pengusung Sudrajat-Ahmad Syaikhu telah memiliki strategi menjemput kemenangan di 2019.
"Berbagai prestasi yang sudah dicapai di Jabar selama ini akan kembali diperkuat di Pilgub Jabar untuk mencapai Pilpres 2019 dengan beragam dukungan seperti aktivis 212, ormas Islam, dan kalangan muda. Langkah ini tidak digunakan dan dimanfaatkan parpol lain," ungkapnya.
Sumber : iNews.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar