Kwik Kian Gie Bongkar Faktor Penyebab Banyaknya Kendaraan Enggan Lewat Jalan Tol - BANDAR post

Hot

Rabu, 20 Februari 2019

Kwik Kian Gie Bongkar Faktor Penyebab Banyaknya Kendaraan Enggan Lewat Jalan Tol

Kwik Kian Gie Bongkar Faktor Penyebab Banyaknya Kendaraan Enggan Lewat Jalan Tol



Kwik Kian Gie bongkar tarif tol selangit yang harus dibayar rakyat.

Sosok ekonom Indonesia, membongkar tarif jalan tol mahal, yang dampaknya sangat dirasakan masyarakat bukan terjadi tanpa sebab.

Tarif jalan tol itu mahal terjadi karena baru di pemerintahan ini, investor asing diundang sebesar-besarnya untuk melakukan investasi.

"Pak Jokowi, Presiden Indonesia kan mengundang foreign investor, come to Indonesia, Anda bisa membuat untung di Indonesia," katanya dalam dialog Jaya Suprana Show yang diunggah di YouTube dan sejumlah media sosial.

Video ini pun menjadi salah satu video viral yang banyak disaksikan masyarakat dan mendapatkan banyak komentar.

Menurut Kwik Kian Gie, para investor asing itu akan bisa membuat untung di Indonesia.

"Dengan infrastruktur dapat membuat untung loh," katanya, menirukan gerakan mengajak yang dilakukan saat Presiden mengundang investor asing masuk ke Indonesia untuk melakukan investasi.




Kegiatan itu, dinilai Kwik Kian Gie, memang berdampak terhadap investor untuk melakukan investasi yang sebesar-besarnya di Indonesia.

Karena investasi itu harus menghasilkan untung, otomatis harus cepat, maka yang terjadi kemudian dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat Indonesia.

Akibatnya, sebagian besar pengemudi truk dan kendaraan berat enggan menggunakan jalan tol, khususnya jalan tol terpanjang di Pulau Jawa yang menghubungkan Jakarta sampai Surabaya.

Dampaknya, banyak kendaraan, khususnya kendaraan berat, yang kemudian memilih untuk tidak menggunakan jalan tol.

Akhirnya keberadaan jalan tol tidak dirasakan manfaatnya untuk masyarakat bahkan kemacetan melanda jalan-jalan arteri.

Kwik Kian Gie juga menjelaskan, situasi ini dampak dari pemodal asing disuruh membuat untung dari infrastruktur.

"Kan hanya mungkin kalau tarif infrastruktur dinaikkan," katanya.

Jadi, kata Kwik Kian Gie, rakyat Indonesia yang menggunakan jalan raya bebas hambatan atau jalan tol harus membayar mahal.

"Mereka yang menggunakan hal-hal penting bagi negara itu harus membayar tarif yang tingginya mencukupi untuk memberi keuntungan bagi pemodal asing, nah ini kalau presiden mengatakan begitu, bagaimana," katanya.

Sementara itu, terungkap dari berita Tribun Jateng, pengendara kendaraan roda empat dan lebih mulai beralih memilih menggunakan Jalan pantai utara (Pantura) Jawa dikarenakan mahalnya tarif Ruas Tol Trans Jawa.

Seperti diketahui, tarif tol untuk kendaraan Golongan I dari Jakarta menuju Semarang mencapai Rp 334 ribu, dan untuk kendaraan berat, 2 kali tarif Golongan I.

Dan bagi mereka, tarif tersebut terlalu membebani.

Terutama bagi sopir kendaraan angkutan barang seperti truk yang harus menanggung biaya perjalanan.

Hasanudin (43) contohnya, sopir truk asal Kabupaten Kendal lebih memilih menggunakan jalur reguler karena tidak kuat membayar tarif jika harus masuk tol.

“Dari Semarang ke Jakarta berjarak tempuh 3 hari untuk pergi-pulang, paling uang saku yang diberikan perusahaan tinggal Rp 400 ribu,” jelasnya saat berbincang dengan Tribunjateng.com di Jalan Pantura Pekalongan-Batang, Jumat (25/1/2019).

Dia menjelaskan, uang saku yang diberikan perusahaan mencapai Rp 3,6 juta untuk jalur Semarang-Jakarta.

“Solar Rp 1,6 juta, biaya bongkar Rp 300 ribu, dan membayar kernet Rp 600 ribu. Kalau ditotal sudah Rp 2,5 juta, itu belum termasuk makan bersama kernet selama 3 hari,” jelasnya.

Hasanudin berucap, adanya Tol Trans Jawa sebenarnya memang mempercepat waktu, tetapi tarifnya terlalu memberatkan bagi sopir.

“Kalau tarifnya mahal nanti keluarga saya makan apa, karenanya saya lebih memilih lewat Pantura. Walaupun lebih lama,” ujarnya.

Sama halnya Hasanudin, Ugik Setiawan, sopir truk asal Cirebon Jawa Barat pun mengeluhkan mahalnya tarif tol yang diberlakukan mulai 21 Januari 2019 itu.

“Kalau terlalu mahal ya ditinggalkan, karena banyak yang beralih melewati Pantura. Kami berharap tarif dikaji ulang agar kebih murah,” tambahnya. (Budi Susanto)

Sumber : Liputan6.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar