Referensi pihak ketiga
BANDARpost ,Sehari sebelum perayaan hari raya Natal (24/12) , tiba-tiba lereng di samping jalan tol Salatiga-Kartasura ambrol karena tergerus air hujan kurang lebih sepanjang 20 meter hingga 100 meter.
Padahal seperti yang dilansir radarsolo dot jawapos dotcom (26/12), jalan tol ini baru difungsikan dan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), 20 Desember kemarin. Ambrolnya talut jalan tol Salatiga-Solo tersebut tepatnya berada di kilometer 491 atau di timur Balai Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, Boyolali.

Referensi pihak ketiga
Talut atau tanah timbunan penopang jalan tol longsor. Kira-kira timbunan tanah setinggi kurang lebih 10 meter itu longsor sepanjang 100 meter. Konstruksi rigid beton jalan tol itu jadi menggantung, seperti sebuah goa yang cukup lebar dan dalam. Longsoran tanah juga menutup saluran irigasi teknis persawahan warga. Jika tidak segera ditangani, akan berdampak pada saluran irigasi sawah petani.
Meski kondisinya seperti itu, seperti yang diberitakan radarsolo (26/12), Manager Administrasi PT Jasamarga Solo-Ngawi (JSN) Fatahillah, mengaku kejadian itu sudah cukup lama. Tapi warga kemungkinan baru mengetahuinya Senin lalu (24/12).
“Yang ambrol bukan di jalan tolnya, tapi tanah di pinggir jalan tol yang tergerus aliran air, dan kami langsung memperbaikinya,” ujarnya.
Meskipun seperti yang dituliskan radarsolo (26/12) tersebut, ternyata di lokasi longsor petugas hanya mengamati kondisi tanah timbunan yang longsor tersebut. Meski sudah dilalui ribuan kendaraan dari arah Salatiga, namun belum ada upaya perbaikan sementara atau penguatan.
Bahaya atau tidak toh nyatanya hingga saat ini tidak ada korban atau kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi tersebut. Hanya saja timbul pertanyaan, kenapa proyek infrastruktur yang baru saja diresmikan sudah mengalami hal buruk seperti itu?

Referensi pihak ketiga

Referensi pihak ketiga

Referensi pihak ketiga
Apakah proyek ini dikerjakan dengan tergesa-gesa tanpa studi kelayakan dan survei yang mumpuni sebelum pengerjaannya? Atau dikerjakan dengan buru- buru sehingga ada beberapa kebutuhan yang terabaikan untuk mengejar target penyelesaian? Atau lebih parah lagi kualitas pengerjaan dan bahan-bahan bangunannya dikurangi karena ada unsur korupsu atau penyelewengan?
Banyak kemungkinan bisa terjadi. Yang terpenting segera diakukan investigasi sehingga benar-benar ditemukan apa penyebab sejati dari permasalahan ini. 
Sumber : UC News