Selalu Sesak, Kini Pasir Putih Sepi Pengunjung

Setelah tsunami, warga takut ke pantai (Dian Hadiyatna/Antaranews Lampung)
BANDARpost Lampung Selatan (Antaranews Lampung) Salah satu destinasi wisata pantai andalan di Kabupaten Lampung Selatan, yakni Pasir Putih, terlihat sepi pengunjung.
Menurut keterangan warga setempat di lokasi, Senin, sejak terjadinya tsunami hingga sekarang , jumlah pengunjung sangat sedikit dibandingkan hari biasa.
Salah satu pedagang yang berada di Pasir Putih, Maryam, mengatakan bahwa kondisi pengunjung pantai sepi dibandingkan hari biasa, apalagi sama hari libur.
Namun masih ada beberapa pengunjung ke pantai membawa pasangan dan keluarganya sekedar menikmati panorama pantai di sini.
"Mungkin hanya pengunjung yang berani saja yang datang," katanya.
Maryam menuturkan bahwa pada Sabtu malam ketika tsunami terjadi, dampaknya juga terasa hingga ke rumahnya yang mengakibatkan air laut naik semata kaki orang dewasa.
Ia mengatakan bahwa sampai sekarang pun masih khawatir dan masih mengungsi bila malam tiba ke gunung atau tempat kerabatnya menghindari ke kemungkinan terjadinya tsunami.

Menurut keterangan warga setempat di lokasi, Senin, sejak terjadinya tsunami hingga sekarang , jumlah pengunjung sangat sedikit dibandingkan hari biasa.
Salah satu pedagang yang berada di Pasir Putih, Maryam, mengatakan bahwa kondisi pengunjung pantai sepi dibandingkan hari biasa, apalagi sama hari libur.
Namun masih ada beberapa pengunjung ke pantai membawa pasangan dan keluarganya sekedar menikmati panorama pantai di sini.
"Mungkin hanya pengunjung yang berani saja yang datang," katanya.
Maryam menuturkan bahwa pada Sabtu malam ketika tsunami terjadi, dampaknya juga terasa hingga ke rumahnya yang mengakibatkan air laut naik semata kaki orang dewasa.
Ia mengatakan bahwa sampai sekarang pun masih khawatir dan masih mengungsi bila malam tiba ke gunung atau tempat kerabatnya menghindari ke kemungkinan terjadinya tsunami.

Setelah tsunami, warga takut ke pantai (Dian Hadiyatna/Antaranews Lampung)8
Rissa, salah satu warga setempat, juga mengutarakan hal yang sama bahwa air yang naik pada tanggal (22/6) lalu mengakibatkan kepanikan warga di situ.
Ia juga menjelaskan hingga sekarang bila malam tiba semua wanita dan anak - anak diungsikan di tempat - tempat ketinggian, posko serta rumah keluarga terdekat dan menyisakan kaum pria untuk berjaga di lingkungan mereka.
"Kalau pagi pulang buka warung nyari rezeki, malam tetap mengungsi," katanya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar