Peraih Revolusi Mental Award Jadi Tersangka KPK, Gerindra Sebut Program Jokowi Gagal - BANDAR post

Hot

Selasa, 11 Desember 2018

Peraih Revolusi Mental Award Jadi Tersangka KPK, Gerindra Sebut Program Jokowi Gagal

Peraih Revolusi Mental Award Jadi Tersangka KPK, Gerindra Sebut Program Jokowi Gagal


Politisi Partai Gerindra, Ferry Juliantono. (ANTARAnews/tss)
BANDARpost , Jakarta,  Politisi Partai Gerindra, Ferry Juliantono menanggapi status hukum Direktur Utama Perum Jasa Tirta II (Dirut PJT II) Djoko Saputro yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dengan penetapan tersangka kepada Djoko ini, Ferry meyakini bahwa program pemberantasan korupsi di era Jokowi gagal.
Ferry mengatakan hal tersebut lantaran Djoko yang menjadi tersangka kasus korupsi pengadaan pekerjaan jasa konsultasi ini sebelumnya pernah meraih penghargaan Revolusi Mental Award sebagai salah satu "The Best Leader".
Penghargaan itu diberikan kepada Djoko Saputro pada 25 April 2018 di Hotel JS Luwansa, Jakarta karena dianggap memiliki Etos Kerja Terbaik Silver Winner. Revolusi Mental Awards 2018 diadakan oleh Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dan BUMN Track.
"Ini konyol namanya. Peraih penghargaan kini menjadi tersangka di KPK. Pertanyaannya, bagaimana kinerja oknum BUMN lain yang tidak mendapat perhargaan?" ujar Ferry Juliantono dalam keterangannya, Senin (10/12).
"Revolusi mental kan selama ini hanya slogan. Saat kampanye 2014 saya ingat betul, ini slogan yang sangat dimuliakan oleh Jokowi, Tapi ternyata revolusinya mental (terpelanting; terpental-red)," sambungnya.
Ferry juga menyinggung mengenai banyaknya kepala daerah dari PDI Perjuangan yang kini banyak menjadi pesakitan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
"Revolusi mental itu harusnya dari dalam diri sendiri, dari dalam partai sendiri. Ini teriak antikorupsi tapi malah kadernya yang banyak tertangkap KPK, timsesnya ditangkap KPK," terang Ferry.
Tak hanya itu, Ferry juga turut menyikapi salah satu parpol pendukung Jokowi, PSI, yang kadernya belum lama ini melakukan aksi menggunakan seragam petugas kebersihan di gedung DPR dengan alasan ingin membersihkan parlemen.
"Bersihkan dulu istana dan sekelilingnya. Bersihkan dulu koalisinya. Jangan bersihkan tempat lain sementara di tempatnya sendiri jadi sarang politikus kotor," kata Ferry.
Lebih lanjut, Ferry juga kembali mengingatkan data yang dimiliki Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebut partai politik yang melaporkan audit penggunaan dana parpol hanya Partai Gerindra. Parpol lain belum melaporkan audit penggunaan dana parpol tersebut.
"Ayo kalau mau hitung-hitungan, partai mana yang paling banyak koruptornya? partai mana yang paling transparan? Saya tantang partai pendukung Jokowi kalau mau hitung-hitungan dengan data yang ada," tandas Ferry Juliantono.
Hidayat Adhiningrat P

Sumber : Gatra.com
 ini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar