Ustadz Zaitun Paparkan Cara Merawat NKRI Di Era Kemerdekaan
BANDARpost, JAMBI, wahdah.or.id – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Wahdah
Islamiyah Jambi menyelenggarakan tabligh akbar dengan tema “Merawat NKRI dalam Bingkai Ukhuwah dan Persatuan”, di Masjid Agung Al-Falah, Ahad 11 November 2018.
Hadir sebagai pembicara Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah, ustadz Muhammad Zaitun Rasmin.
Ustadz Zaitun mengingatkan besarnya karunia Allah kepada bangsa Indonesia. Ditambah lagi pertolongan Allah dengan kemerdekaan bangsa tercinta ini. Tidak berlebihan memang, karena hal ini juga termaktub dalam Pembukaan UUD 45.
Bahkan dengan jelas bisa dilihat dalam fakta sejarah bahwa kemerdekaan bangsa ini diperjuangkan dan dipertahankan dengan kalimat takbir.
Ia menjelaskan, “Kalimat takbir Bung Tomo mengabadi hingga kini. Bukan saja bergema di angkasa, namun juga bergema di relung dada para pejuang. Kalimat ini bukan kalimat sembarangan. Tidak bisa tergantikan dengan kalimat yang lain. Bagi yang tidak faham maknanya saja akan bergetar, apalagi yang faham maknanya.”
Sebagaimana diketahui, pertempuran 10 November di Surabaya terjadi setelah Indonesia merdeka. “Para pendahulu bangsa ini siap mati dalam memperjuangkan kemerdekaan. Tentu mereka lebih siap mati setelah kemerdekaan itu ada di tangan,” tegas beliau.
Ketua Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara ini juga menjelaskan bagaimana besarnya peran umat Islam dalam perjuangan bangsa. Salah satu contohnya adalah ketika para ulama Nahdhatul Ulama mengeluarkan fatwa wajibnya jihad melawan para penjajah.
Ustadz Zaitun yang juga Wakil Sekjen MUI ini kemudian menjelaskan bagaimana cara merawat anugerah Allah berupa NKRI. Menurut beliau, setidaknya ada 3 langkah utama, antara lain:
Pertama, pembangunan SDM harus diutamakan sebelum pembangunan fisik. “Dibangun jiwanya sebelum badannya. Indonesia cukup membanggakan dari sisi fisik. Termasuk cepat pulih pada krisis global tahun 1998 dan 2008. Namun saat ini harus kita akui, masih belum berimbang antara pembangunan fisik dengan pembangunan ruhiyah,” terang beliau.
Kedua, melalui dakwah dan tarbiyah (pendidikan/pembinaan yang efektif). Beliau juga memandang bahwa ini adalah medan jihad paling utama saat ini.
Yang ketiga, dengan menghidupkan amar ma’ruf nahi munkar. “Amar ma’ruf nahi munkar juga perlu diorganisir dengan baik, karena di luar sana banyak kemaksiatan yang diback up secara struktural,” pungkasnya.
Acara ini didukung berbagai elemen umat seperti FPI Jambi, Komunitas Hijrah Youth Move Up, dan lainnya.[]
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar