10Berita  Salah satu isu terhangat dalam rana ekonomi di empat tahun kepemimpinan Joko Widodo tentu saja perihal nominal hutang yang sangat besar. Pihak pemerintah pun berujar jika besarnya hutang tersebut untuk menjalankan proyek infrastruktur dalam negeri.

Referensi pihak ketiga
Namun pakar ekonomi tanah air, Faisal Basri berpendapat lain. Menurutnya pembangunan infrastruktur besar besaran bukan hanya penyebab besarnya jumlah hutang Indonesia.
Faisal yang menghadiri seminar di Surabaya mengkritik Menko Perekonomian, Darmin Nasution. Darmin sebelumnya mengungkapkan jika hutang Indonesia terbesar adalah untuk infrastruktur, Darmin berujar jika tidak berhutang maka pembangunan infrastruktur di Indonesia akan melambat.

Referensi pihak ketiga
Pernyataan Darmin pun ditentang oleh Faisal, menurut datanya utang Indonesia paling banyak digunakan untuk hal lain selain infrastruktur. Seperti yang dilansir dari detik.com (19/09/2018) berikut.
"Ada untuk belanja infrastruktur, tapi tidak yang paling besar. Jadi tidak benar jika utang digunakan seluruhnya untuk infrastruktur," katanya saat menghadiri seminar dan launching tagar 2019PilpresCeria di Surabaya, Senin (17/9/2018).
Faisal berujar jika utang Indonesia paling banyak digunakan untuk membayar bunga hutang dari hutang kemarin. Jumlah kenaikan hutang yang dibayar untuk bunga hutangpun mengalami kenaikan tertinggi yakni 6% yang semula berada di kisaran 11,1% menjadi 17,1%.

Referensi pihak ketiga
Sementara kenaikan hutang untuk infrastruktur hanya mengalami kenaikan sebesar 1%, naik dari 12,2% menjadi 13,2%. Jauh dibandingkan kenaikan untuk membayar bunga hutang.
"Karena utang sudah dipakai untuk kita bayar utang lagi," tambah Faisal
Oleh karena itu ia menghimbau masyarakat agar kritis dan jangan langsung percaya dengan pernyataan tokoh tokoh pemerintah. Masyarakat harus mencari dulu data yang valid agar tidak terjadi manipulasi.
Sumber : detik.com (19/09/2018) dengan olahan data penulis