Refleksi Hari Sumpah Pemuda: Peran Pemuda dalam Perubahan
Muhammad Akbar, S.Pd*
10Berita, “Berpangkuh tangan atau turun tangan? Menjadi penonton atau pemain? Pilihanmu, menentukan hidupmu. Sebelum, hidupmu ditentukan oleh pilihan yang ada. Bergerak atau tergantikan, itu harga matinya.”
Saya bukanlah orang yang pertama yang gelisah tentang realita dan moralitas para pemuda bangsa kita saat ini, dan kita tidak usah bercerita tentang bangsa, cukup kota yang kita tinggali saja makassar, bulukumba dan bahkan sampai kepada kampung halaman kita. Seolah hati ini merasa berkecamu dengan apa yang harus kami lakukan terhadap pemuda-pemuda kita yang menjadi ujung tombak bangsa dan negara kita. Syairku mengatakan, ‘’Wahai para pemuda generasi mendatang, sadarkah bahwa kita saat ini tengah dijajah dengan cara halus namun menusuk? Karena sejatinya kejahatan terstruktur akan mengalahkan kebaikan yang ada begitu juga dengan sebaliknya kebaikan yang terstruktur akan mengalahkan kejahatan. Pola hidup dewasa ini selera dan trend kaula muda bergeser menuju budaya barat. Tak menampik, perubahan ini pun juga nampak secara fisik ataupun psikis dan mental generasi muda. Mulai dari gaya berpakaian, cara bertutur sapa dan pola pikir yang sedikit demi sedikit berbau budaya barat.
Contoh kasusnya banyak disekitar kita, banyak wanita pun dengan pria menggunakan pakaian ala barat atau menggunakan pakaian yang mirip dengan idolanya yang marak dijual di online shop, pria bertindik, wanita menggunakan celana pendek atau ketat, seperti berubah menjadi hal yang lumrah. Inikah peran pemuda bangsa sebagai agent of change? Inikah perubahan yang dimaksud disini?.
Modernisasi memang harus! Mengikuti mobilitas global perkembangan zaman yang semakin merambah, itu adalah kebutuhan. Tak ada yang melarang. Namun, seberapa kuat saringan yang ada dalam diri kita? Itulah pertanyaannya. Sebagai generasi muda, banyak yang hanya mengikuti trend ke-kini-an tanpa mengolah info yang ada. Seperti anak kecil yang selalu ‘disuapin’ ketika hendak makan. Haus akan informasi itu memang bagus, dan harus. Itulah gunanya pemuda bangsa, haus akan informasi dan ide-ide kreatif baru, kemudian menciptakan sebuah karya, itulah peran pemuda sebagai agen perubahan, merubah keadaan untuk menjadi yang lebih baik sebagaimana perubahan yang dilakukan para pejuang kita terdahulu sehingga kita mampu hidup manis, duduk bergandengan dengan Hp, ditambah dengan Kopi+Roti sungguh nikmat yg kita rasakan, tak lain halnya dengan para pejuang kita terdahulu yang dimana menjadi gandengannya adalah senjata dan alat peran lainya untuk melakukan sebuah perubahan.
Banyak dari anak muda kini hanya menjadi penonton yang baik, duduk manis dipinggir lapangan dan menggerutui apa yang terjadi dalam area pertandingan. Sementara mereka-mereka yang terjun dilapangan membuat gebrakan-gebrakan yang mengejutkan bagi si-penonton. Haruskah selalu anak muda hanya diam dan menunggu perubahan yang terjadi tanpa melakukan apapun? Ketika hasil telah tercetak haruskah anak muda selalu menikmatinya saja tanpa ada upaya merubah?
Mewujudkan sebuah perubahan yang lebih baik tidaklah mudah, butuh perjuangan dan pengorbanan memiliki mental baja yang tak gentar dengan setiap masalah yang dihadapinya. Menjadikan masalah dan tantangan sebagai peluang untuk bangkit dan melakukan sebuah peruabahan. Sejarah telah mencatat dan membuktikan bahwa peran pemudalah yang paling besar pengaruhnya dalam melakukan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. Namun, yang jadi pertanyaan adalah pemuda seperti apa yang mampu melakukan perubahan itu ketika kondisi pemuda kita saat ini yang memperihatingkan.
Dukungan dari semua pihak pemerintah, lingkungan dan orang tua sangatlah dibutuhkan untuk mengatasi setiap problem yang dihadapi pemuda kita saat ini. Bagaimana tidak, jumlah kekerasan fisik dan sekusual hari ini rata-rata dilakukan oleh para pemuda, penyalahgunaan narkoba yang terjadi dimana-mana baik kalangan pelajar maupun orang dewasa. Dan begitu banyak lagi data yang membuat kita merasa tercengan dengan kondisi pemuda kita saat ini.
Sungguh kita rindu dengan gerakan-gerakan pemuda yang memberikan perubahan sebagaimana sejarah pemuda terdahulu, kita sangat rindu dengan sosok M. Natsir, sosok A M. Nasution Begtu pula dengan sosok Jend. Sudirman sebagai panglima termuda. Akan kah terlahir pemuda-pemuda yang seperti ini sekarang. Jawabannya adalah Ia. “Maka ketahuliah bahwasanya pemuda dan pemudi yang berproses lebih baik dari pemuda yang hanya duduk terdiam merenungi nasibnya atau bahkan melakukan perbuatan atau hal-hal yang tidak berguna’’.
Wallahu ‘alam bishowab
*) Penulis adalah Penulis Buku “Meraih Kesuksesan dalam Benih Kegagalan”, Teacher, Ceo Mujahid Dakwah Media, Founder Mujahid Dakwah.Com, Owner Kokoh Ikhwah Collection dan Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar