BBM Tidak Naik meski Rupiah Anjlok, Rachland Nashidik: Jelang Pilpres 2019, Jokowi Tak Berani
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik - YouTube/Kompas TV
BANDARpost - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Rachland Nashidik angkat bicara soal kemungkinan naiknya harga BBM sebagai dampak melemahnya nilai mata uang rupiah.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui laman Twitter-nya, @RachlanNashidik, Selasa (4/9/2018).
Rachland Nashidik mengatakan jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak berani menaikan harga BBM karena pertimbangan kalkulasi politik jelang Pilpres 2019 mendatang.
Lebih lanjut, ia membandingkan dengan era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pernah menaikkan harga BBM hingga 40 persen.
Menurutnya, situasi perekonomian Indonesia saat ini amat mendesak.
"Presiden Jokowi tak berani menaikkan harga BBM. Pertimbangannya, kalkulasi politik menjelang pemilihan presiden pada 2019.
Pada 2013, Presiden SBY, pernah naikkan harga BBM 40%, sembilan bulan sebelum pemilu. Situasinya seperti sekarang: amat mendesak," tulis Rachland Nashidik.
Menurutnya, perbaikan ekonomi adalah kepentingan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Untuk itu, dirinya menekankan agar pemerintah harus punya tujuan untuk perbaikan ekonomi.
"Perbaikan ekonomi adalah kepentingan kita semua. Tanpa kecuali. Langkah pemerintah ke tujuan itu, kendati pilihannya menaikkan harga BBM, perlu dipahami," sambung dia.
Sementara itu diberitakan Tribunnews, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memastikan pemerintah tidak akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yakni minyak tanah, minyak solar dan premium.
Jonan menyampaikan hal tersebut karena muncul isu pemerintah akan menaikan harga BBM bersubsidi karena rupiah yang terus melemah.
“Pemerintah tidak rencanakan kenaikan harga dalam waktu dekat,” tegas Jonan saat konferensi pers di kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Selasa (4/9/2018).
Laju kurs rupiah hari ini (4/9/2018) dibuka pada level Rp 14.822 per dolar Amerika Serikat (AS) dan ditutup menyentuh level terendahnya dalam lima tahun terakhir ke posisi Rp 14.935 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (4/9/2018).
Mengacu Bloomberg, dengan posisi tersebut, depresiasi kurs Rupiah meningkat menjadi 10,18 persen.
Sementara itu harga Premium penugasan saat ini Rp 6.450 per liter dan Solar subsidi Rp 5.150 per liter, sedangkan harga minyak tanah dan harga minyak tanah yakni minyak tanah 2.500 per liter.
Sedangkan harga BBM non subsidi harganya menyesuaikan dengan harga minyak dunia yang di SPBU Pertamina di kawasan DKi Jakarta per 1 Juli 2018 Rp 7.800 per liter untuk pertalite, pertamax Rp 9.500 per liter, lalu pertamax turbo Rp 10.700 per liter, pertamina dex Rp10.500 liter dan Dexlite Rp 9.000 per liter. (/Rekarinta Vintoko)
Sumber :TribunWow.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar