Ketakutan Eropa Pada Erdogan Yang 'Marah' - BANDAR post

Hot

Sabtu, 25 Agustus 2018

Ketakutan Eropa Pada Erdogan Yang 'Marah'

Ketakutan Eropa Pada Erdogan Yang 'Marah'

photo : theeconomist.com

BANDARpost, Turki yang sejak awal berdirinya menganut sistem negara sekuler dan menganut faham barat memang sejak beberapa tahun ini mulai merubah pandangan politiknya dengan lebih mengedepankan faham islam dan sedikit membelot dari barat. Turki, dibawah pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan juga berani menantang NATO dan sekutunya. Tindakan-tindakan dan kebijakan Erdogan inilah yang membuat Turki sulit masuk dalam uni eropa. Erdogan memang mampu membuat meningkatnya angka perekonomian Turki dengan signifikan, tapi sayangnya hutang Turki pun bertambah menjadi lebih dari dua kali lipat sejak 2009.

Erdogan, yang dikenal sangat berani menentang kebijakan barat, kini menentang permintaan Donald Trump untuk membebaskan seorang pastor warga Amerika, Andrew Brunson yang dituduh terlibat aksi terorisme. Tindakan Erdogan tersebut akhirnya membuat Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ekonomi atas Turki dengan menaikkan tarif impor baja yang membuat mata uang Lira melemah hingga 5 poin pada bulan ini. Diikuti dengan inflasi kenaikan harga minyak.

Tindakan Donald Trump yang alih-alih untuk membuat Erdogan bergeming, malah membuat Erdogan bertambah marah dan menyatakan ‘perang’ ekonomi pada Amerika dengan membalas menaikkan bea masuk hingga 200% pada produk asal Amerika. Krisis Turki ini dikhawatirkan akan berdampak pada negara-negara lainnya, khususnya eropa. Saat ini Turki lah yang paling ‘menderita’, tapi jika ini dibiarkan seterusnya, maka Amerika pun akan terkena dampak parah, karena Turki berada di tengah-tengah antara eropa, timur tengah dan asia yang menjadikannya pintu masuk ke negara-negara tersebut.

Warga Turki banyak beranggapan bahwa masalah yang menimpa mereka selalu karena ikut campurnya negara-negara Barat. Meskipun kepemimpinan Erdogan yang banyak merubah kebijakan ekonominya ikut andil dalam permasalah ini, tapi tidak ada negara Eropa yang berani mengungkapkannya pada Erdogan saat ini. Karena mereka takut, kemarahan Erdogan akan membuat Turki membuka gerbang negaranya dan membiarkan ribuan pengungsi Syria membanjiri negara-negara Eropa. Dan Trump lah yang banyak disalahkan karena telah menyulut api dengan ‘keputusan paling buruk’ dengan pemimpin Turki ini, pria yang dapat membangkitkan patriotisme dan kemarahan warganya untuk ikut berperang melawan Amerika. Mereka tidak takut dan tidak akan pernah mundur.

Tak ada cara lain untuk mengatasinya kecuali dengan pertemuan damai kedua pemimpin negara tersebut. Karena Turkey dengan permasalahannya ini terlalu penting untuk dibiarkan begitu saja.(arumsari)

 Sumber : theeconomist.com “How much to worry about Turkey’s turmoil” 18/08/2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar