Kunci Elektabilitas Prabowo Saingi Jokowi - BANDAR post

Hot

Minggu, 22 April 2018

Kunci Elektabilitas Prabowo Saingi Jokowi

Kunci Elektabilitas Prabowo Saingi Jokowi

Prabowo Subianto dan Jokowi.

BANDARpost,  Oleh: Febrianto A Saputro, Gumanti Alawiyah

Pencapresan Prabowo Subianto dinilai belum final. Ketua Umum Gerindra itu masih menunggu saat yang tepat untuk menggelar deklarasi sambil memperkuat koalisi dalam menentukan cawapres.

Prabowo memang menghadapi persoalan elektabilitas yang belum beranjak dari angka 20-an persen. Survei Median menyatakan, Joko Widodo masih menjadi capres tertinggi elektabilitasnya dengan 36,2 persen. Prabowo berada di posisi kedua dan tetap menjadi penantang terkuat Jokowi dengan 20,4 persen.

Survei Cyrus Network lebih dahsyat lagi di mana elektabilitas Jokowi mencapai 58,5 persen sementara Prabowo 21,8 persen. Hal ini yang dianggap banyak kalangan menjadi faktor penunda pencapresan Prabowo.

Pengamat politik dari Indo Barometer M Qodari berpendapat, Prabowo harus tepat menentukan partai koalisi untuk mendorong naiknya elektabilitas. Partai koalisi ini akan menentukan calon wakil presiden (cawapres) yang bisa dipilih oleh Prabowo untuk berkontestasi pada pemilihan presiden (pilpres) 2019.

"Saya kira kuncinya di koalisi. Prabowo dan Gerindra mau koalisi sama siapa. Termasuk soal wakil," ujar Qodari kepada Republika, Sabtu (21/4).

Prabowo bisa memilih calon wakil presiden dari tiga latar belakang, yakni kader PKS, kader PAN, dan bukan kader keduanya. Jika memilih kader PKS, Qodari menerangkan, Prabowo dapat memilih figur dari luar Jawa seperti Anies Matta.

Apabila berkoalisi dengan PAN, Prabowo bisa menggandeng Zulkifli Hasan yang berasal dari luar Jawa. Namun, Prabowo juga bisa menggandeng Hanafi Rais apabila ingin menyasar generasi milenial.

Namun apabila Gerindra berkoalisi dengan PAN dan PKS, ia menilai akan lebih tepat memilih figur di luar partai, seperti Anies Baswedan. Menurut Qodari, ini menjadi jalan tengah untuk mempertemukan PKS dan PAN.

Prabowo sampai saat ini belum memutuskan siapa cawapres pendampingnya. Ia belum memberi jawaban pasti apakah cawapres yang akan mendampinginya nanti adalah kader PKS atau bukan. Dia hanya memastikan siapapun cawapres yang dipilihnya, itu semua untuk kepentingan bangsa.

Prabowo optimistis dirinya bisa melenggang pada kontestasi Pilpres 2019. Meskipun, hingga saat ini Prabowo belum mengantongi syarat Presiden Threshold 20 persen. "Insya Allah aman (bisa memenuhi syarat)," kata Prabowo.

Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei terbaru pada Senin (16/4). Di dalam survei yang telah mereka lakukan pada 24 Maret hingga 6 April 2018 lalu, mereka mencoba mengukur elektabilitas Prabowo Subianto dengan beberapa tokoh yang kemungkinan akan berpasangan dengan dirinya melalui beberapa skenario.

Ketua Umum Prabowo Subianto bersama Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri bersepeda bersama dalam rangkaian acara Milad PKS ke 20, Sabtu (21/4).

Direktur Riset Median Sudarto memaparkan, jika pemilihan presiden 2019 diikuti oleh tiga pasangan capres-cawapres, hasilnya pasangan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan memiliki tingkat elektabilitas yang tertinggi dibandingkan jika Prabowo disandingkan dengan beberapa tokoh lain.

"Di sisi Prabowo Subianto jika dipasangkan dengan Anies Baswedan, dia akan mendapatkan elektabilitas paling tinggi, yaitu 33,9 persen," ujarnya di Jakarta, Senin (16/4).

Jika mantan komandan jenderal Kopassus tersebut dipasangkan dengan mantan panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, elektabilitas yang diperoleh pasangan tersebut sebesar 33,5 persen. Kemudian, jika Prabowo dipasangankan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin), keduanya memperoleh 31,5 persen.

"Yang keempat, Prabowo dengan TGB 30,8 persen," katanya.

Skenario lainnya, jika nantinya pilpres 2019 hanya diikuti dua pasangan capres-cawapres, elektabilitas Prabowo dan Anies Baswedan juga masih memperoleh elektabilitas tertinggi dengan 34,9 persen. Disusul Prabowo-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 34,2 persen dan Prabowo-Gatot Nurmantyo 33 persen.

"Jadi, Pak Prabowo, menurut hasil survei kami, paling tinggi elektabilitasnya jika dipasangkan dengan Anies Baswedan," katanya.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra M Nizar Zahro meyakini, turunnya elektabilitas Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam beberapa survei hanya sementara. Nizar yakin Prabowo masih menjadi satu-satunya penantang kuat capres pejawat Jokowi, dan elektabilitas ketua umum Gerindra itu akan kembali naik.

Nizar melanjutkan, selain Jokowi, hingga saat ini belum ada calon penantang lain yang memiliki elektabilitas di atas Prabowo. "Tentu ini membuat pilihan rakyat untuk pak Prabowo akan lebih besar karena sudah menerima mandat maju sebagai capres dari kader Gerindra dan mendapat dukungan dari PKS. Setidaknya sudah memenuhi syarat 20 persen," katanya.

PKS tidak mau berandai-andai

Presiden PKS Sohibul Iman tidak mau berandai-andai mengenai kemungkinan politik apakah kadernya akan dijadikan cawapres atau tidak oleh Prabowo Subianto. Sohibul mengatakan, saat ini dirinya hanya fokus untuk memperjuangkan sembilan kadernya agar bisa dipilih menjadi cawapres mendampingi Prabowo pada Pilpres 2019.

"Jadi saya gak mau berandai-andai kalau begini kalau begitu, bagi saya realitas politik yang saya hadapi yaitu saya membawa 9 nama ini," kata Sohibul di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (21/4).

Dia mengatakan, saat ini kesembilan nama kader PKS yang diusulkan menjadi pendamping Prabowo tengah dievaluasi oleh tim pemenangan Prabowo. Evaluasi itu mulai dari faktor elektabilitas, kemungkinan mendongkrak nama Prabowo, chemistry, dan lain-lain.

Sebelumnya, PKS telah mengusung kesembilan kadernya untuk dipilih menjadi pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Kesembilan nama tersebut terdiri dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS saat ini Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf, mantan Menkominfo Tifatul Sembiring, Muzzamil Yusuf dan Mardani Ali Sera.

Sumber :Republika.co.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar