Mantan Kepala BIN Sutiyoso Yakin Ada Operator Aksi ‘Orang Gila’ Serang Ulama - BANDAR post

Hot

Jumat, 23 Februari 2018

Mantan Kepala BIN Sutiyoso Yakin Ada Operator Aksi ‘Orang Gila’ Serang Ulama

Mantan Kepala BIN Sutiyoso Yakin Ada Operator Aksi ‘Orang Gila’ Serang Ulama

BANDARpost, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso yakin ada operator dalam insiden penyerangan pada tokoh agama oleh orang-orang yang diduga mengalami gangguan jiwa. Hal ini juga diduga terkait dengan tahun politik.

Sedikit menyindir, Sutiyoso mengatakan, saat ini banyak orang berpura-pura untuk tujuan tertentu. Misalnya, pura-pura sakit dan kecelakaan untuk menghindari pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi.

“Itu jadi modus dan orang kita tidak malu termasuk pura-pura gila,” kata Sutiyoso di Jakarta, Kamis (22/2).

Karena itu sulit dipercaya jika ada kejadian berturut-turut yang diduga melibatkan orang gila dengan kasus yang sama, penganiayaan tokoh agama, tanpa ada rekayasa di belakangnya.

“Karena berulang kali pastilah itu ada operatornya,” ujar Sutiyoso.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan diperlukan pemeriksaan medis untuk membuktikan bahwa orang diduga menganiaya tokoh agama benar-benar gila.

Sutiyoso juga yakin insiden penganiayaan tokoh agama ini terkait dengan tahun politik. Hal ini bisa dilihat dari target penganiayaan yakni tokoh agama yang merupakan tokoh informal yang punya massa.

Namun untuk memastikan, ia menyebut negara dalam hal ini penegak hukum seharusnya bisa mengurainya. Termasuk untuk menyelidiki secara pasti apakah benar pelakunya adalah orang gila atau bukan dan siapa yang ada di belakang semua ini.

Rentetan aksi penyerangan terhadap pemuka agama terjadi sejak akhir Januari lalu.

Aksi pertama terjadi di Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung. Pimpinan Ponpes KH Umar Basri dianiaya usai melaksanakan Salat Subuh, pada 27 Januari lalu.

Kemudian penyerangan terjadi terhadap pengurus Persis Ustaz Prawoto pada 1 Februari 2018. Lalu, pada Minggu (11/2), penyerangan terjadi di Gereja Santa Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta. [cnn]

Sumber :Dakwah media 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar