“Hati-hati Gay Politics!”
zulkarnain/hidayatullah.com
Poster "Stop LGBT" pada sebuah aksi di Jakarta, 17 Desember 2017.
BANDARpost – Ketua Bidang Kajian Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia, Dinar Dewi Kania, menyatakan, homoseksual atau lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) bukan fenomena sosial yang tidak terorganisir yang hidup di tengah masyarakat dan memiliki kelainan seksual.
“Bukan hanya itu, yang harus disadari oleh masyarakat dan anggota dewan itu mereka adalah kelompok yang terorganisir,” ujarnya kepada hidayatullah.com di Jakarta, baru-baru ini.
Kenyataan itu, terang Dinar, bisa dirujuk melalui buku-buku tentang pergerakan LGBT di Barat yang berujung pada ambisi kekuasaan.
“Makanya disebutnya gay politics. Karena ini fenomena bagaimana mencari segala cara untuk membuat suatu kebijakan-kebijakan yang pro kepada mereka,” paparnya.
Baca: Kak Seto: Bahaya LGBT Serang Anak Sering Tak Diwaspadai
Ia menjelaskan, gay politics masuk lewat 3 argumen. Pertama, LGBT tidak bermasalah secara psikologi atau kejiwaan.
“Dan itu sudah berhasil, pada tahun 1974 APA (American Psychiatric Association, melalui DSM V) sudah menghapus homoseksual sebagai masalah kejiwaan,” ungkapnya.
Kedua, sambung Dinar, mereka secara biologis beralasan bahwa orientasi seksual LGBT adalah faktor gen.
Sedangkan ketiga, secara sosiologis, mereka mengatakan LGBT muncul karena memang ada orientasi seksual yang berbeda, ada identitas gender yang berbeda selain laki-laki dan perempuan pada umumnya.
“Dengan tiga argumen ini masyarakat yang buta pergolakan pemikiran mereka gampang sekali terpengaruh. Karena mereka tidak terlalu update dengan isu-isu pemikiran,” katanya.
Baca: Hari Keluarga Nasional, AILA Ajak Selamatkan Keluarga dari Virus Berbahaya LGBT
Dinar menegaskan, berbekal tiga argumen ini mereka juga masuk ke ranah kebijakan yang ujungnya adalah melegalkan perkwaninan sejenis. Bahkan hingga mengkriminalkan yang anti LGBT.
“Seperti yang rerjadi di negara yang sudah melegalkan perkawinan sejenis. Karenanya hati-hati dengan gay politics,” tandasnya.*
Rep: Yahya G Nasrullah
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Sumber :Hidayatullah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar