Jauh Di Mata Dekat Di Hati, Dekat Dengan Jokowi, Ternyata NU Mendukung Prabowo?
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj (Gambar : pepnews.com)
BANDARpost, Jauh di mata dekat di hati begitu kira-kira perumpamaan yang bisa menggambarkan tokoh yang satu ini. Selalu dianggap pendukung setia Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siradj ternyata sudah sejak lama menjadi penggemar Prabowo Subianto. Hal ini terlihat dari ungkapan yang telah diulang sebanyak dua kali saat bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra yang kini kembali maju sebagai capres penantang Jokowi di pilpres 2019.
Seperti diketahui, bukan hanya pada saat menjelang pilpres 2019 saja Said Aqil menyampaikan pujian Gus Dur kepada Prabowo. Cerita pujian Gus Dur ini pernah pula disampaikannya pada saat pilpres 2014, saat yang sama ketika Prabowo akan maju pada ajang kontestasi pilpres.
Presiden Joko Widodo bersama KH Said Aqil Siradj dalam sebuah jamuan makan (Gambar: liputan6.com)
Seperti dilansir tribunnews.com (16/8/2018), usai bertemu dengan Prabowo-Sandiaga Uno di Kantor PBNU, Said Aqil kembali mengingatkan pujian Gus Dur terhadap Prabowo sebagai orang yang paling ikhlas. Ia kembali menceritakan Gus Dur pernah mengatakan jika mau mencari orang ikhlas pada bangsa, maka sosok itu ada pada Prabowo.
Keikhlasan Prabowo terlihat dari sikap Prabowo yang bersedia mundur dari jabatan Pangkostrad. Menurut cerita Said Aqil, Gus Dur menganggap Prabowo hanyalah tumbal dari jenderal-jenderal yang lain. Sebagai mantan Anggota Tim Pencari Fakta Kerusuhan 1998, ia berani menyimpulkan jika Prabowo tidak terlibat dalam peristiwa kerusuhan tersebut.
KH Said Aqil Siradj tampak kompak bersama pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Sandiaga Uno (Gambar : pojoksatu.id)
Apakah ini merupakan kode keras jika NU melalui Ketumnya telah berpaling dari Jokowi meski kadernya telah menjadi Cawapres Jokowi? Atau ungkapan yang disampaikan merupakan sebuah bentuk konter terhadap apa yang disampaikan Mahfud MD di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) beberapa waktu soal NU yang menekan Jokowi dalam penentuan cawapresnya? Kemungkinan lainnya, pernyataan tersebut merupakan sebuah bentuk kecerdikan Ketum PBNU dalam mengelola isu?
Sumber : UC News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar